[vc_row][vc_column][vc_column_text]Untuk mencapai kemerdekaan, bangsa kita telah menempuh perjalanan panjang yang kelam dan mencekam. Sejarah mencatat, telah terlalu banyak hal telah dikorbankan demi kemerdekaan Indonesia. Tahun ini, telah 72 tahun kita terbebas dari penjajahan. Tapi, apa kita telah merdeka sepenuhnya? (baca juga: Kemerdekaan dan Kebebasan Berpendapat)

 

pemuda >> pe.mu.da

n orang yang masih muda; orang muda;

Bertahun-tahun setelah kita bebas dari era kelam Indonesia, mari kita renungkan arti kemerdekaan dalam kehidupan kita. Apa kita merasa bebas dalam melakukan semua hal yang kita inginkan? Masihkah kita merasa terkekang dan tidak bisa menjadi apa yang telah menjadi impian selama ini?

“Beri aku seribu orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku sepuluh pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia.”

Soekarno

Sekarang marilah kita tundukkan kepala sejenak guna mencari makna dari pernyataan presiden pertama Indonesia ini. Apa yang bisa kita ambil?

Ya, Bapak negera kita itu menggambarkan bahwa di tangan kitalah para pemuda, harapan bangsa kita digantungkan. Tapi mengapa harus di tangan pemuda-pemuda Indonesia?

Karena kitalah yang bertanggung jawab untuk memperjuangkan nasib bangsa kita, kawan. Di tangan pemudalah, bangsa kita meminta perubahan-perubahan menuju Indonesia yang lebih baik. Para pemudalah yang masih memiliki semangat juang tinggi, kemampuan, daya tahan fisik, dan inovasi-inovasi kreatif. Nasib bangsa ini tergantung pada pemuda-pemudanya.

Kitalah yang menentukan nasib bangsa kita ke depannya. Kita, para pemuda Indonesia.

Ingatlah, kita mengemban tugas yang sangat berat. Perjuangan merebut kemerdekaan memang berat, namun lebih berat lagi perjuangan pemuda dalam membangun bangsa. Juga perjuangan mempersatukan dan memajukan Indonesia.

Pertanyaannya, apa generasi muda Indonesia mampu melaksanakan tugas tersebut?

Sebagai generasi muda, sudah sepantasnya kita berjuang demi Indonesia. Tidak perlu muluk-muluk, perjuangan dapat dilakukan dari ruang lingkup terkecil di sekitar kita seperti menjadi dirimu sendiri, membuat orangtua bangga, dan berjuang menggapai cita-cita setinggi mungkin.

Sebagai pemuda, mungkin kita belum memiliki banyak pengalaman hidup. Kita belum bisa sehebat orangtua kita. Kita tidak bisa menyaingi perjuangan para pahlawan demi kemerdekaan Indonesia.

Namun, tetap saja kita telah hidup bertahun-tahun di dunia ini. Dari tanah Indonesialah, setiap hari kita mengambil airnya untuk minum. Kita ambil hasil tanahnya untuk makan. Kita gunakan apa saja dari tanah kita demi kehidupan kita saat ini. Dari tahun-tahun itu, adakah kita bersyukur?

Ya, janganlah lupa untuk bersyukur, kawan. Kita masih diberi kesehatan. Kita masih diberi kehidupan yang layak. Kita bisa hidup tenang, menjalani kehidupan sebagaimana mestinya.

Pernahkah kamu berkaca pada usiamu sendiri? Apa saja yang telah kamu lakukan bertahun-tahun ini usia yang telah kamu lewati? Apa kamu yakin masih memiliki sisa waktu yang panjang?

Kita tidak tahu seberapa lama lagi perjalanan  hidup kita. Apakah sebulan, setahun, sepuluh tahun, dua puluh tahun? Dalam waktu sesingkat itu, apa yang kita perbuat untuk-Nya dan untuk sesama? Untuk negara kita?

“Gantungkan cita-citamu setinggi langit! Bermimpilah setinggi langit! Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang.”

Soekarno

Jangan hanya berpangku tangan dan berdiam diri. Jadilah generasi muda aktif, kreatif, dan energik. Buatlah dirimu bermanfaat untukmu, keluargamu, lingkungan sekitarmu, dan tentu saja untuk negara. Teruslah berjuang dan jangan gampang menyerah. Jangan sampai kita menjadi generasi muda yang menyia-nyiakan pengorbanan para pahlawannya.

Dituliskan untuk #ODOP #OneDayOnePost #GWC #GoodWriterClub #BermanfaatdenganBlog #BermanfaatdenganSocialMedia[/vc_column_text][/vc_column][vc_column][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][/vc_column][/vc_row]

DMCA.com Protection Status

Pin It on Pinterest