Judul: Promises, Promises 
Penulis: Dahlian 
Penerbit: Gagasmedia 
Tahun Terbit: Cetakan Keenam, 2012 
Tebal: 354 Halaman 
ISBN: 978-979-780-486-2 
Rating: 4/5 

Sinopsis: 
Setelah bertahun-tahun lamanya, takdir mempertemukan kau dan aku lagi. Berdiri, berhadap-hadapan, dan sama-sama bingung memulai percakapan. Harusnya “Apa kabar?” dan “Aku selalu memikirkanmu” bisa dengan mudah meluncur dari bibir kita. Tapi, kau bergeming di tempatmu berdiri dan aku tak akan mengizinkan kau melihatku meneteskan air mata rindu. Aku menutup rapat-rapat hati dan menyembunyikan kuncinya sejauh mungkin darimu. Tak ingin kau menyentuhku semudah itu. Tak aka membiarkanmu memelukku seerat dulu. 

Kulawan semua godaan yang menghampiriku dan ingin pergi jauh-jauh darimu… meskipun yang kulakukan justru berusaha menahanmu di sisiku lebih lama lagi. Kukatakan sudah berhenti memikirkanmu–tetapi aku sendiri ragu akan hal itu. 

Aku benci tak jujur padamu. Namun, lebih khawatir kau akan membuatmu jatuh cinta lagi untuk kedua kali.

Membuatku jatuh dan terluka lagi….

—————————————————————————————————————————-
 
Goodbye 2015! Hello 2016! ^^
Ini adalah review pertamaku di tahun 2016. Check my review, please… ^^

Adalah Fiona, ibu dari seorang anak remaja bernama Kejora. Fiona bekerja sebagai seorang desain interior. Sebagai seorang single parent, ia berusaha mencukupi semua kebutuhan Kejora dan dirinya sendiri.

Adalah Evan, suami dari Bianca, seorang artis. Untuk lebih tepatnya, Evan adalah calon mantan suami dari Bianca. Selama kehidupan pernikahannya dengan Bianca, Evan begitu merindukan kehadiran seorang anak perempuan. Namun Bianca begitu anti dengan melahirkan, sehingga Evan hanya memendam keinginannya tersebut.

Fiona dan Evan adalah kekasih di masa lampau. Semesta mempertemukan mereka kembali secara tidak sengaja. Pekerjaan Fiona sebagai seorang desain interior mengantarkannya untuk kembali bertemu dengan Evan. Ia terpaksa menerima pekerjaan merenovasi rumah Evan, yang awalnya ia mengira bahwa itu adalah rumah Bianca.

Suatu kesalahan yang mereka perbuat di masa lalu tidak bisa dilupakan begitu saja. Evan begitu merasa bersalah pada Fiona selama ini. Pertemuan mereka membuatnya merasa inilah saatnya untuk meminta maaf atas satu kesalahannya. Namun, Fiona seolah membentengi hatinya.

Ya, Kejora adalah anak Evan. Fiona hamil di luar nikah. Sebagai kekasih masa lalu, mereka ternyata pernah melakukan hubungan suami istri, yang membuat Fiona hamil. Namun, Evan pernah meminta Fiona untuk menggugurkan kandungannya. Merasa marah, Fiona pergi. Hingga saat ini, begitu susah bagi Fiona untuk memberi tahu Evan bahwa Kejora adalah anak mereka.

Evan ini kayanya Prince Charming sekali. Begitu perhatian dan gentleman aaaaaa >.<

Dibandingkan dengan Baby Proposalnya Dahlian dan Gielda Lafita dengan covernya yang sedikit syur menurutku, cover Promises, Promises ini sangat manis. ^^

Novel ini memang mengangkat tema yang sudah biasa, namun Dahlian mampu bercerita dengan caranya sendiri. Untuk penceritaannya sendiri, sudah cukup apik dan mengalir. Sayangnya, konflik yang diberikan terlalu sedikit. Memang dari awal aku sudah bisa menduga bahwa Evan dan Fiona akan kembali bersama, namun kehadiran Bianca untuk mengganggu hubungan Evan dan Fiona ini masih tanggung. Seperti hanya disinggung sekali lewat saja, lalu selesai. Tapi selain itu, sudah cukup baik.

Aku menemukan beberapa typo yang cukup mengganggu. Seperti:

Pakaian yang dikenakannya, membuat karisma lelaki ini semakin terpancar kuat.

Menatap choco-nut cake di hadapannya dengan mata nanar.

Sebenarnya kesalahan kecil seperti ini masih wajar ditemukan sih, namun jika terlalu banyak, maka akan menggangu konsentrasi juga… ^^

Menurutku, Dahlian juga terlalu banyak menggunakan kata dalam bahasa Inggris yang sebenarnya tidak perlu. Misalnya kata cake, weekend, dan lain-lain. Kata-kata yang sebenarnya sudah umum digunakan dalam bahasa Indonesianya.

Namun sama seperti Baby Proposal, tulisan Dahlian rupanya memiliki ciri khas. Ia menggambarkan Evan dengan segala kemewahan yang ia miliki. Hubungan Evan dan Fiona juga seperti didasari oleh nafsu. Juga Dahlian menggambarkan mereka dengan terlalu sempurna. Evan yang begitu ganteng, Memang hubungan keduanya sudah lebih berat karena adanya Kejora, namun Evan yang seringnya bergairah karena Fiona dan juga sebaliknya, sedikit membuat jengah. Juga terdapat beberapa adegan ehem-ehem. Jadi sebaiknya novel ini tidak dibaca oleh anak di bawah umur *well, aku udah dua puluh tiga tahun, jadi gapapa baca novel ini kayanya >.<

Ada beberapa quote yang aku suka dari novel ini…

If I only could make one wish, I’d ask God to not giving you a pair of wing, so you couldn’t fly away from me any longer.”

Aku berikan tiga setengah bintang untuk ceritanya, dan setengah bintang untuk covernya yang manis… ^^


DMCA.com Protection Status

Pin It on Pinterest