Judul: Heartling 
Penulis: Indah Hanaco 
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama 
Keterangan buku: Pinjem di iJakarta 
Tahun Terbit: 2015 
Tebal: 256 Halaman 
ISBN: 978-602-03-1592-8 
Rating: 2/5 

Sinopsis: 
Monster! 

Bagi Amara, monster itu bernama Marcello. Monster dengan kenangan-kenangan buruk. 
Cowok. Sahabat. Gaun. Pemerkosaan. Rumah sakit. 
Amara tidak lagi menginginkan hal-hal itu hadir di hidupnya. 

Seakan takdir belum puas mengolok-olok Amara, monster itu tiba-tiba muncul mengganggu hubungannya dengan Ji Hwan. Tepat ketika dia berusaha membuka hati. 

Apa yang harus Amara lakukan? 
—————————————————————————————————————————

Amara Kameli akhirnya kembali berkuliah setelah setahun cuti. Saat itulah Mara berkenalan dengan Sophie. Mengalami trauma yang cukup dalam, Mara seolah membentengi dirinya untuk kembali berhubungan dengan teman-temannya. 

Walaupun Mara bersikap ketus pada Sophie, Sophie tidak peduli dan tetap mencoba untuk dekat dengan Mara. Hingga akhirnya mereka menjadi cukup dekat. 

Kemunculan Mara kembali di kampus membuat Brisha, sahabat lamanya gusar. Mara ada namun menjauh darinya. Brisha mengundang Mara datang ke acara orang tuanya. Saat acara itulah ia bertemu dengan Ji Hwan, teman dari sepupu Brisha. 

Trauma yang dimiliki Mara membuatnya berlaku kasar pada Ji Hwan. Peristiwa ini malah membuat gusar Brisha. Hingga akhirnya Mara mampu bercerita pada Brisha dan Sophie peristiwa pahit yang terjadi di hidupnya: menjadi seorang korban perkosaan. Berbekal bercerita pada kedua temannya inilah, ketiganya menjadi sahabat. 

Hingga saat Marcello muncul kembali, apa yang harus dilakukan Mara sementara ia mulai menyukai Ji Hwan? 

Sekian lama mengumpulkan niat untuk kembali menulis, baru beberapa hari ini diberi keinginan yang benar-benar kuat.

Akhirnya, aku berhasil menamatkan satu novel dari lini Gramedia Pustaka Utama yang baru: Young Adult.

Ini novel keduanya kak Indah yang selesai aku baca setelah “You Had Me at Hello”.

Tetapi, tidak seperti You Had Me at Hello yang aku beri rating bintang tiga, Heartling terpaksa hanya aku beri bintang dua.

Dari dua novelnya yang aku baca–di mana kedua novel ini aku pinjam di iJakarta–, aku masih merasa … belum terlalu menyukai novelnya kak Indah. Padahal ada Beautiful Temptation di deretan TBR yang bahkan setelah beberapa bulan belum juga menimbulkan keinginanku untuk segera membacanya.

You Had Me at Hello was okay, walaupun ada beberapa bagian yang membuatku merasa sangat bosan saat membacanya. Hal ini lebih karena semua jalan cerita dalam novel tersebut “diceritakan”, bukannya dialami langsung.

Padahal tema yang diangkat dalam Heartling ini cukup oke menurutku. Tapi ternyata… Heartling belum cukup kuat untuk benar-benar menarik perhatian. Menurutku semuanya seperti… tanggung.

Maksudku, dengan tema yang diangkat ini, banyak hal yang diceritakan hanya sepintas lalu. Bagaimana Mara diperkosa yang bahkan ia tidak sadar, bagaimana persahabatannya dengan Marcello sebelum peristiwa naas itu terjadi, mengapa kedua orang tua Mara malah menjadi renggang setelah peristiwa yang menimpa Mara, mengapa Mara bisa sampai keguguran, trauma yang dihadapi Mara, bagaimana Mara berusaha memulihkan dirinya, bagaimana protektifnya Zeus kepada Mara sang adik, bagaimana Marcello seperti pasrah begitu saja menghadapi kemarahan Mara, bagaimana chemistry pasangan Mara-Ji Hwan, mengapa tiba-tiba Marcello bisa meninggal, dan terakhir, bagaimana perjuangan Ji Hwan untuk kembali bersama Mara. Oh iya satu lagi, Ji Hwan si cowok Korea, di mana aku merasa Korea-nya Ji Hwa hanya berfungsi sebagai tempelan.

Dan terlalu banyak kebetulan yang aku temukan. Pertama, kebetulan Sophie adalah anak dari perempuan korban perkosaan. Kedua, Ji Hwan ternyata adalah kakak tiri dari Marcello. Kebetulan Ji Hwan yang sekarang tinggal bersama ibunya, di mana ibunya tidak tahu masalah yang dibuat oleh Marcello. Kebetulan Marcello meninggal di Italia. Kebetulan Brisha memiliki pacar yang ringan tangan, sehingga menyadarkan Mara bahwa Ji Hwan tidak sama dengan Marcello.

Iya aku tau sasaran Young Adult sendiri adalah dewasa awal. Sehingga yang diceritakan tidak seringan teenlit namun juga tidak seberat Amore atau Metropop. Ah entahlah. Yang jelas walaupun begitu aku masih bisa menyelesaikan novel ini dalam beberapa jam sih, walaupun diselang-seling dengan nonton Running Man.

Dan untuk ukuran buku terbitan Gramedia Pustaka Utama, dalam novel ini aku menemukan cukup banyak typo. Yang paling terlihat adalah Bab Sembilang Belas.

Satu lagi, walaupun aku menyukai drama dan variety Korea, namun hingga saat ini aku masih belum bisa menyukai novel-novel yang berbau Korea.

Hingga akhir dari kisah Heartling ini, masih tidak dijelaskan apa yang dimaksud dengan Heartling. Aku buka kamus di laptop juga ga ketemu artinya apa >.<

Saranku sih kalau kamu memang ingin mengoleksi novel ini, sebaiknya numpang baca dulu di iJakarta. Jika kalian memang benar-benar suka setelah membacanya, baru silakan saja jika kalian ingin beli. Tapi ini sekedar saran aja sih, hehe ^^

Semoga setelah ini aku bisa membaca novel dari lini Young Adult yang aku suka. Dan semoga Beautiful Temptation mampu membuatku menyukai tulisan Indah Hanaco.

Aku berikan dua bintang untuk Heartling…. ^^



DMCA.com Protection Status

Pin It on Pinterest