
Judul: Travel in Love. Forgetting You, Finding You
Penulis: Diego Christian
Penyunting: Jason Abdul
Penerbit: Noura Books
Tahun Terbit: Cetakan Pertama, April 2013
Tebal: 324 Halaman
ISBN: 978-602-7816-42-8
Rating: 2/5
“Apa alasanmu melakukan sebuah perjalanan? Soul-searching, trying to find or forget something? Atau mungkin hanya dengan niat bersenang-senang? Seperti perjalanan itu sendiri, buku yang ditulis Diego ini mungkin akan menimbulkan ledakan rasa, nostalgia, pemahaman akan sesuatu yang berbeda, juga geletar cinta.”
—Primadonna Angela – Mentor NBA, Penulis How to be A Writer, Belanglicious
“Brilliant! Suka dengan ide yang diolah Diego dalam novel Travel in Love ini. Terutama persahabatan, perjalanannya, dan juga surprise tak tertebak yang disajikan dalam novel. Membaca novel ini kita merasa sedang berjalan menyusuri tempat-tempat eksotis di Indonesia, lengkap dengan hubungan persahabatan yang kental, juga romantisme yang dibangun di sela perjalanan yang menggiurkan ini. Saya suka dengan nama-nama tokoh yang dipilih Diego (paling suka Jatayu, nih), unik dan eksotis, membuat pembaca jadi cepat akrab dengan tokoh-tokoh ini. Recommended, terutama bagi yang suka cerita manis dan backpacking. Saya yakin setelah baca buku ini, kalian jadi ingin mengenal Nusantara lebih dekat dan tersenyum karena cerita manisnya. 🙂 Great job, Diego!”
—Yoana Dianika – Penulis Last Minute in Manhattan, Pandangan Pertama
“Lewat Travel in Love, Diego memadukan eksotisme Indonesia dan manisnya cinta. Sebuah novel yang membuat terpesona dengan bumi nusantara, juga jatuh cinta dengan cerita cintanya di saat yang sama.”
—Sefryana Khairil – Penulis Sweet Nothings, Coming Home
“Saya menikmati perjalanan dalam novel ini. Deskripsi yang kuat dan dialog yang mengalir natural adalah alasan besar saya untuk terus membaca sampai halaman terakhir. Tidak cukup sederhana, tapi menyenangkan untuk dinikmati.”
—Robin Wijaya – Penulis Before Us, Menunggu, dan ROMA
Untuk pemilihan nama, Diego cukup menambahkan nilai untuk novel ini. Paras, Jatayu, Kanta, dan Kelana merupakan nama-nama yang cukup menarik dan eye catching.
Dan juga ketidakkonsistenan pemilihan kata pengganti diri pada karakter Kanta yang aku temukan. Kanta menggunakan saya dan aku dalam satu paragraf. Hal ini sedikit membingungkan.
“Kayu … Saya pernah bilang sama kamu kalau kayu ini nggak akan pernah patah, kan? Kayu-kayu ini hanya pergi sebentar untuk aku dan kamu pakai. Aku hanya pergi sebentar, Ras, sebelum aku kembali lagi untuk kamu. Paras,” ucap Kanta pelan, “tolong jangan tinggalin saya lagi, ya?”
